Lelah? Ya, sudah. Istirahat dulu. Kamu harus terima sakitnya. Jangan disangkal terus-menerus. Toh, tak ada yang salah dengan menjadi tidak baik-baik saja.
Lepaslah segala bentuk topeng yang kau punya. Lalu, kau bisa menangis sepuasnya. Sambil sesekali menyisih ingus yang kerap menjadi teman di kala sedih itu.
Aku hanya khawatir, penyangkalanmu pada akhirnya akan menjadi bom waktu. Yang apabila tombolnya tersentuh—seujung kuku saja, bom itu bisa meledak dengan begitu dahsyatnya. Mungkin orang lain tidak menyadari, bagi mereka itu hanya seperti ledakan kembang api. Namun, bagimu ledakan itu adalah puncaknya; akhir dari kehidupan.
Tarik napas.
Embuskan.
Aku tahu, hatimu tidak sekeras itu. Bahkan, menurutku, hatimu terlalu lembut hingga mudah sekali berhamburan; seperti dandelion. Hanya saja, sesuatu yang hidup di sana, membangun tembok yang begitu kukuh. Membuatmu seolah-olah tak bisa dijangkau oleh orang lain; keras kepala, kasarnya.
Jadi, istirahatlah. Lepaskan semuanya. Kamu lelah, kamu butuh rebah.
1 Komentar
Kalau lelah istirahat. Jangan zalim sama diri sendiri.
BalasHapusKalau rebahan jangan lama-lama. Supaya gak sampai kena gravitasi malas ini itunya. 😁