Kelas X, dia duduknya di belakangku, lupa sama siapa. Maka dari itu, kami lumayan sering mengobrol. Ya, dekat-dekat jambulah. Makin lama, kami makin merasa sefrekuensi. Jadilah kami sering bersama-sama.
Mulai kelas XII, kami sering dibilang kembar karena muka kami yang mirip—katanya. Padahal, manisan dia sedikit, aku banyak. Hahaha. Selain dipanggil Kirun, dia juga disebut anak MIN. Ya, karena tubuhnya yang kecil mungil. Hehe. Anaknya asyik, baik karena dia enggak pilih-pilih dalam berteman, pintar, dan tentunya sama-sama lawak—makanya bisa sefrekuensi.
Meskipun dia kuliah di Unimed dan aku di UIN SU, kami cukup jarang bertemu di awal kuliah. Jauh soalnya FMIPA ke FITK—kalau jalan kaki—wkwk. Sampai membuatku rindu—ceileh rindu, gaya bener. Rindu sama tawa dan kelucuan juga keluguannya. Namun, belakangan kami berusaha menyempatkan waktu di sela-sela ke—sok—sibukan yang ada. Jadi, sekarang enggak rindu lagi, deh. Hehe."Mbar, semoga sehat selalu, ya." —Audina
0 Komentar